Sabtu, 08 Januari 2011

Delapan Hingga Delapan

24 Dec 2010

Liburan tibaa…
Bukan untukku. Buatku hri libur atau hari biasa sama saja.
Kami sekeluarga, Ibu, Teteh, suaminya dan kedua anaknya. Memutuskan berlibur ke bandung.

Rencananya, Sebelum sampai di kota bandung, melalui jalur Jakarta-Subang. Kami berencana mampir di Pesantren As-Syifa. Ini sehubungan dengan rencana Teteh untuk memasukan anak pertamanya, masuk SMP disana. Awalnya Gontor menjadi pilihan pertama, meski kemudian jarak menjadi alasan teteh untuk menolaknya.
Perjalanan melaju santai, setelah hampir satu setengah jam di jalan tol, akhirnya sampai juga di jalur Lintas kota Subang.


Nanas Simadu
Subang terkenal dengan Nanasnya. Umumnya masyarakat menyebutnya “Nanas Simadu”, Nanas ini gampang didapati di sepanjang jalan Kecamatan jalan Cagak Subang. Buah yang menjadi ikon Rumah Spongebob (salah satu Judul animasi produksi Nickelodeon) rata-rata berukuran besar, kulitnya bermata buah rata, dagingnya berwarna kuning agak pucat dan berair. Rasanya kecut namun juga manis, inilah yang menjadi keunggulannya. Srulllp.. karena beli di Subang, dan jalan cagak, so pasti ini asli, bukan palsu.. ;).

Oh ya, Nanas Simadu ini tidak bisa dibiarkan lebih dari 2hari loh, terlebih bila ‘kepalanya’ suadah dibuang. Nanas ini akan cepat sekali membusuk, karena kandungan air yang dimilikinya.

Usai memborong Nanas yang sempat bikin kaki jadi gatal, karena harus menginjak permukaan kulitnya. (Habis mau bagaimana lagi, bagasi mobil sudah Overload).
Selanjutnya makan siaaang.

Rumah Makan ABAH
Di Subang, terdapat Rumah makan Sunda yang memiliki kenangan bersama Almarhum Ayah. Seiring waktu, dimana pada tahun 2003 diresmikannya Jalur Tol Cipularang. Perjalanan Jakarta bandung dapat ditempuh dalam 2 jam, sementara dulu Waktu yang harus ditempuh adalah min 4 jam Bandung-Jakarta, Via Subang, karena itu dulu, tempat tersebut masih ramai dilewati oleh masyarakat lintas kota.

Awalnya sempat Rancu mendengar Teteh mengatakan “ mampir di Abah” hingga berulang kali. Ku pikir Teteh ingin menemui seseorang bernama Abah. Sampai akhirnya baru Ngeh saat mobil masuk area parkir dengan papan besar bertulisan “Rumah Makan Abah”
Rumah makan dengan desain Saung dan lesehan itu, mencolok dengan hiasan Ikan Mas di dinding dan Pintu masuk, sayang aku tidak suka ikan  . hehehehe

Ada yang menarik disini, memang sudah ciri khas dari rumah makan yang menjadikan ikan sebagai primadonanya, so pasti di sana akan terdapat kolam ikan yang berisi ikan-ikan yang besaaaaaar dan banyak,, dimana yang menjadi seru adalah saat kita melemparkan sisa makanan kepada ikan-ikan tersebut, mereka akan menyambutnya dengan Riuh Gembira (atau ganas sih sebenernya). Nih sempet aku jepret jg fotonya pk kamera HP.

"Tenang! semua Pasti tidak kebagiann... " hahahaha ^_^ (byk bgd ci)

Keponakanku yang kecil, Adnan tengah memberi sisa-sisa makanan pada ikan


oowwhh gede2 banged!!



Di Pesantren As- Syifa


Angin sejuk menyambut kami, wangi hutan karet, dengan ramai kios kecil penjual buah nanas dan rambutan??? Kok bisa? Memang ini sudah musimnya?
Sesuai dengan rencana. Kami tiba di Pesantren As Syifa yang terletak di kota Subang. Tempat dan bangunannya lumayan modern, rapih dan luas. Tertata, mulai dari pesantren putri dan pesantren khusus putra, laboratorium, aula, kantin.
Wow.. kami sekeluarga tak berhenti berdecak kagum. Dan Keponakan ku yang awalnya menolak untuk masuk pesantren, berubah menjadi tak sabar untuk segera masuk kesana. Suasana alam pedesaan yang kental, namun dipadu dengan bangunan modern yang sederhana dan atmosfir islami. Seandainya aku berumur sama dengan keponakanku aku juga ingin masuk pesantren.


Naik..Naik.. ke Puncak Gunung
Segera Setelah meninjau Pesantren, kami ke Gunung Tangkuban Parahu.. (weeew.. it’s a long time since the last time am here)..

Karena bertepatan dengan pekan liburan. Tempat wisata tersebut pikuk ramai sekali. Untuk mendapat tempat parkir saja kami kesulitan.
Banyak yang berubah disini, pemandangannya tal sama dengan belasan tahun yang lalu sejak terakhir kau kesana dengan almarhum Ayah. Sekarang nampak kumuh. Sampah berserak disembarang tempat. Bahkan, para pedagang kaki lima, menjajakan dagangannya tanpa aturan estetika. Mereka memajang dagangannya tepat di pagar kayu pembatas di puncak gunung Tangkuban Perahu. Sehingga mengganggu panorama.

foto Puncak Gunung Tangkuban Perahu



ini Foto KawahPanasnya (zoom'in)


Setengah jam kemudian kabut tebal mulai nampak dari puncak gunung, Momen ini hal yang paling aku suka dan kucandu, setiap kali hiking ke Gunung, mengecap Sensasi kabut tipis yang turun pelahan menyentuh wajahku. Its Incredible!




Septictank Phobia
Alhamdullilah, setelah sempat kena macet di lembang selama hampir dua jam, tepat bada magrib, kami menginjakan kaki di rumah Bibiku di Bandung. Yuhuuu..
Usai sholat, makan dan bercengkrama sebntar dengan para sesepuh (yg merasa, jgn mrh yach ) hahaha. Aku mengobrol berdua dengan adikku, sambil menonton TV di kamar Bibi.

Kebetulan acara Final AFF di Malaysia di TV di mulai, semua TV berada disaluran yang sama. Malaysia Vs Indonesia. Namun sambil nonton, aku tidak bisa konsentrasi sepenuhnya, karena adik laki-lakiku Yana yang berumur 2 tahun lebih muda dariku, mengotot agar aku mau menyimak curhatnya.


Adikku, mahasiswa semester 2 dari UNIKOM jurusan Teknik Informatika yang tengah cuti. (yeaah biasalah kendala anggaran dana) sehingga ia memutuskan untuk kerja dahulu. Curhatnya dimulai dengan Pekerjaan dia yg barudi sebuah rumah makan sunda. Tepat sebulan Lalu, adikku diterima kerja di Sebuah rumah makan. Namun belumlah genap satu bulan, sudah mengundurkan diri? Ups kok bisa?!

Gini ceritanya. (sambil mencoba mengingat-ingat kembali, tapi yang kuingat Cuma wajah galak adikku yang tak mau ceritanya dipotong,,hahaha)

Hari pertama dia bekerja di rumah makan tersebut, dia mendapati banyak keanehan, meski awalnya tak terlalu dia acuhkan. Awalnya dia bertugas sebagai CS (Customer Service) istilahnya sih keren, tapi di dalam rumah makan tersebut, dia tidak duduk di meja melainkan berdiri loh.. karena CS yang dimaksud disana adalah pegawai yang menjabat tugas menggorengkan lauk pauk uang telah dipilih oleh pembeli, kemudian menyerahkannya di meja utama. Selanjutnya dia akan menyerahkannya pada pembeli setelah sebelumnya mericek bon dengan tanda lunas.

Rumah makan tersebut dikeluhkan kekurangan pegawai, sehingga pihak Supervisor, menawarinya posisi ganda sebagai penggoreng dan pencuci piring, dengan iming-iming bonus gaji. Tentu saja Adikku menerimanya tanpa memikirkan resiko bahwasanya dia akan sangat kewalahan dengan semua deskjob tersebut.

Rumah makan itu sendiri, sebenarnya bukan tergolong rumah makan kecil loh. Dia telah memiliki anak cabang yang tersebar diseantero kota Bandung. Dan Rumah makan yang menjadi tempat adikku bekerja, kebetulan terletak didaerah dekat Alun-alun kota tak jauh dari masjid Agung.Dan itu adalah RM Utama/pelopor.

Setelah merasa kewalahan dengan desk job yang dipikulnya, Adikku sedikit bermasalah dengan sang kepala crewnya, dia kesal karena si kepala Crew suaranya keciiiiiiil sekali tiap bercakap. Bikin malay, dan Adikku bilang, sudah berkali-kali dimarahi oleh sang supervisor. Namun lagi-lagi karena suaranya yang super Low.. Adikku bahkan tak menangkap apa yang dieluhkan… hahaha (ada-ada aja ^_^”).
Semua taqk berjalan baik. Adikku mulai sakit-sakitan, mungkin karena terlalu kelelahan, namun itu bukan alasan utama yang membuatnya angkat kaki dari sana.
Suatu hari dia dipanggil menghadap Supervisornya. Dia menunjuk adikku menjadi ketua tim A khusus untuk Sanitasi (lupa aku, klo gak salah istilahnya gitu). Adikku tidak tahu apa maksud istilah tersebut, dia akhirnya memberanikan diri untuk bertanya kepada sesama rekan kerjanya. Namun jawabnnya kurang memuaskan karena temannya hanya menjawab,
“beuh, itu kerjaannya Ngarojok!”
(bhs Sunda, secara etimologi artinya menusuk, namun memiliki banyak konotasi bila diartikan secara terminology, bisa berarti menusuk dalam-dalam, menyikat dalam-dalam, atau istilah ‘menusuk’ dengan benda selainnya.

Adikku bingung, apa maksudnya ngarojok? Ngarojok apaan? (sempat berpikir mesum juga dia hahaha, karena kata ngarojok jg sering dipakai untuk konotasi negatif yang bermakna porno, yaah pikir sendiri lah hahaha) aku tertawa-tawa mendengar cerita dan ekspresi wajahnya saat itu.

Sampai selama satu hari lebih dia kebingungan dengan istilah tersebut, dia semakin curiga karena rekan kerjanya yang seolah bungkam. Hingga akhirnya ada temannya yang iba dan memberitahunya.
“begini Yana, kamu tau kan di dapur, tak jauh dari wastafel cuci piring, ada sebuah pintu besi, di lantai?”
Adikku mengaguk, dan menjawab jelas dia tau, itu saluran yang berhubungan dengan saluran tinja, dimana kalau hujan deras atau saat-saat tertentu sering mengeluarkan bau tak sedap.. amat tak sedap, + banyak kecoanya keluar dari sana… iiihhh..
“betul, nah pintu besi itu kita buka lalu….”

Adikku spontan pucat dan mual mendengar penjelasan tersebut, sontak kehilangan nafsu makan, bahkan setibanya dirumah dia muntah-munttah terus menerus. Jadi Tim A yang menunjuk adikku sebagai Ketuanya itu, bertugas ngarojok “kolam tinja” dengan mengunakan alat penyaring tinja (menggunakan alat penyaring, berukuran sedang (seperti jaring penangkap ikan), kemudian tinja-tinja tersebut dimasukan kedalam karung untuk dibuang, sedikit demi sedikit dengan cara MANUAL.. (OMG!)
Ooohhh my God,,, aku sontak tertawa terbahak-bahak, sampai guling-guling (lebay) dan jijik sendiri membayangkan seperti apa bentuknya tinja-tinja yang diperkirakan sudah berumur hampir 1bulan itu.. hahahaha.

Yeaah, sejak itu langsung diputuskan untuk Resign, buat apa juga seorang Lulusan SMU bahkan mahasiswa, mau melakukan pekerjaan seperti itu, dimana hanya diberi bonus Teh Botol??? Tidak sepadan dengan pekerjaan dan penyakitnya…

Anehnya, Rumah makan sebesar itu, tidak mungkin tidak mampu mengakomodasi dana khusus jasa sedot Tinja. Karena hanya cabang disana saja yang tidak menggunakan jasa sedot WC, terlebih adikku bilang ada sebuah ruangan-ruangan misterius yang mana tidak boleh sembarang orang boleh masuk. O_O’ haa??? mulai deh... hahahaha

Obrolan kami, ditutup dengan kemenangan Malaysia daiatas Indonesia 3-0… hiks..hiks..hiks.

jam 8 pagi hingga 8 Malam. Cukup Panjang jg untuk diketik..

Selanjutnya… Main Crash Bandicot di PSP n then Sleept… zzzzz…zzzz…zzzzz
(dalam buntelan selimut tebal, mengingat Bandung suhunya Dingin)



Nahliah..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar